Hari-hari berikutnya aku bersikap seperti biasa, demikian juga ibu mertuaku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Bokep viral Cepat-cepat aku buka celanaku, aku turuni celana dalamku. “Buu, aku kaangen banget buu…, Tomyy kangen banget…, Tomy anak nakal buu..”, bisikku. “Mungkin, setannya ya Tomy ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat ibu mertuanya. Aku angkat badanku. Aku jadi nafsu banget. “Tapii, sebenarnya kenapa siih bu…, Tomy jadi penasaran lho”. Aku minggir di tempat yang agak gelap. Aku teringat peristiwa yang aku alami dengan ibu mertuaku. “Bu kita pakai kamar tengah saja yaa”. Terus terang saja aku sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan ibu mertuaku itu. Dalam kegelapan itu, ibu mertuaku (waktu itu masih calon) berdiri, saya pikir akan mencari lilin, tetapi justru ibu mertuaku memeluk dan menciumi pipi dan bibirku dengan lembut dan mesra. “Tomy juga buu”, bisikku. Kadang-kadang aku demikian kurang ajar membayangkan ibu mertuaku disetubuhi ayah mertuaku, aku bayangkan kemaluan ayah mertuaku keluar masuk vagina ibu mertuaku, Ooh alangkah…!
