Aku menangis, bahagia. Bokep jepang Lebih besar daripada… penis laknat yg dahulu memperkosaku. Ditiduri. Bersih tak berbekas, aku menyemprot dengan pembersih yg wangi lavender, kesukaan ibu, kesukaanku juga. Tuaannnn….” aku tak tahan.Terlalu enak. Aku sungguh mau menjadi budaknya.“Haaahhhhh…. Kak Edo dengan senang mengusap-usap vaginaku yg kini jadi licin.“Hehehe…. Seketika aku seperti disetrum, tubuhku mengejang, tapi aku menahan diri dari bergerak atau bersuara. Di sanalah aku menangis sejadi-jadinya, hingga lelah dan ketiduran. Malamnya, hujan lebat mengguyur Jakarta. Mie kuah hangat pasti terasa istimewa. Mengambil pisau cukur dan krim punya Bapak, aku menyemprotkan busa putih di rambut kemaluan, lalu mulai mencukur.10 menit kemudian aku selesai dan bersiram di bawah pancuran air hangat. Hanya nafasku saja yg tersengal- sengal. Ia melangkah, mengitari ranjang. Tdk mungkin… saya hanya… pembantu.” Aku memejamkan mata. Untuk Kak Edo. Mengambil pisau cukur dan krim punya Bapak, aku menyemprotkan busa putih di rambut kemaluan, lalu mulai mencukur.10 menit kemudian aku selesai dan bersiram di bawah pancuran air hangat. Vaginaku yg licin terpampang di hadapannya. Saya sudah bahagia kalau saya… kalau saya diterima. Baru saja menggagahiku… aku mau digagahi. Kak Edo wajahnya nampak sangat serius.“Aku cinta padamu…”“Kak Edo… kita baru berkenalan.
