Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Bokep jepang Dia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream. Jendela kubuka. Aku harus memulai. “ Sst..! Kantorku sudah terlewat. Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Dia hanya menampakkan diri separuh badan. Tapi dia masih berjongkok di bawahku. ” suara itu mengagetkanku. Dalm fikiranku bertanya tanya, Dia kerja di sana, ataukah dia mau kesalon itu. Kejantanankuku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Aku jelas mendengarnya dari sini. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya. Tetapi berlari. Ke bawah lagi: Tidak. Angin menerobos kencang hingga seseorang yang membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.“ Mas Tut.. Dia berlutut mengelap selangkangan bagian belakang. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Di kantor, aku masih terbayang-bayang wanita yang di lehernya ada keringat. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan. Aku berhasil. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yang masih menempel di badanku.
