Aku buru-buru menutupi ketelanjangan dadaku karena kulihat mata Kang Hendi yang liar nampaknya tak pernah berkedip menatap ke arah sana.Saking takutnya aku tak bisa ngomong apa-apa dan hanya melongo melihat Kang Hendi semakin mendekat. Akhir-akhir ini kelihatannya semakin menderita saja” ucapnya kemudian.“Akang tahu dari mana saya menderita” sergahku dengan mata mendelik.“Eh.. Nonton bokep jepang Aku terengah-engah dibuatnya. Bergerak patah-patah, kemudian berputar lagi. Dadaku jadi terbuka lebar mempertontonkan keindahan buah dadaku yang menjulang tegar ke atas. Mungkin mereka mengharapkan kehidupan kami akan berubah, derajat kami meningkat dan dipandang oleh semua orang kampung bila aku sudah menjadi istrinya. Rindu akan cumbuan hangat suamiku yang sepertinya tak pernah padam meski usianya sudah mulai menua.Kalau sudah terbayang semua itu, aku menjadi semakin gelisah. Nafasku sampai tersengal menahan beban di atas tubuhku.“Kang jangan!” cegahku ketika ia membuka tangannku dari atas dadaku.Kedua tanganku dicekal dan dihimpit masing-masing di sisi kepalaku. Makanya aku memutuskan untuk pindah dari kampungku agar tidak bertemu lagi dengannya.
