Dan… aduh, nikmat! film bokep jepang Aku mau kok mbayar buat itu.” Beliau menarik badan saya mendekat ke badannya, sampai pipi saya nempel di samping dadanya yang gemuk.“Ihh?!” saya kaget dengar bisikan Juragan itu. Rasanya saya ingin bikin beliau nggak khawatir. Sampai nggak tega saya melihatnya. Sakit! Saya sudah enam bulan bunting, tapi tetap masih keliling menari… Saya seharusnya sudah berhenti. Saya juga berkali-kali tidur dengan Juragan. “Hauhh… Ga…n! Saya pikir mungkin dua puluh atau lebih. Dan sesudahnya, saya dapat duit. Saya barusan serahkan keperawanan saya ke Juragan… ditukar uang kontrakan tiga bulan. Muka saya pasti kelihatan mesum banget. Waktu pertama kali didandani buat ngamen, saya protes, kok repot amat. Aduhhh biyung. Juragan terus-terusan melihat sekujur tubuh saya, sambil memuji.“Ayo dong, nggak usah ditutupin,” kata Juragan. Montok… bahenol…”Duh, apa maksudnya itu? Saya sendiri tidak merasa cantik. Badannya besar dan perutnya gendut.Sekali dua kali saya dan Simbok pernah menari di depan tokonya, dan pegawai-pegawainya memberi kami uang tapi beliau tidak. “Cuma takutnya saya tidak bisa dapat cukup uang hari ini buat bayar kontrakan. Selanjutnya Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang bawa saya ke rumah sakit. Saya merasakan ada yang keluar di dalam kemaluan saya.
