“, karena emosi, Mama Winda sudah tidak peduli omongan jorok yang keluar dari mulutnya,”pasti sudah kendor tuh memeknya si Lela!”
“Kalau punya Mbak pasti masih rapet ya?”, tantangku. “Semprot Kemal…okh… semprot aja yang banyak…okh….” Mama Winda terus mendesah-desah, wajahnya semakin mesum. Nonton bokep jepang Aku semakin mempercepat kocokan penisku pada vaginanya, berupaya meraih orgasme bersamaan. Sesudah mandi aku menonton TV bersama Mama Winda dan adik tiriku. Tersibak aroma khas vagina Mama Winda yang semakin membakar birahiku. Matanya membalas tatapan birahiku pada dirinya. “Kenapa saya bandel Mbak… slruppp…”, tanyaku disela serangan oralku pada vagina Mama Winda. Sayang aku belum berani melakukannya. “Stop Kemal, jangan ceritakan lagi si Lela sialan itu…,” pintanya,”Kalau tentang aku, Bapakmu cerita apa?”
“Eh… maaf ya Mbak… kata Bapak, memek Mbak agak becek…”, kataku bohong,”Pernah Bapak bertanya pada saya apakah perlu dibawa ke dokter”. Mama Winda menggelinjang dan meremas kepalaku,”Kamu…kamu bandel banget Kemal….okh… okh…”. Rupanya saat itu Ayah sedang “dinas” ke Jakarta, mengunjungi Mama Nurlela, sehingga hanya ada Mama Winda dan anaknya dari suami pertamanya yang berusia 5 tahun bernama Yoga. Alasannya sederhana: butuh tempat singgah waktu memantau jalannya usaha.
0 views