Juragan tersenyum melihat saya.“Wahh…susu kamu gede, ya? Video bokep jepang Juragan ketawa, lalu beliau cium bibir saya lagi. Sudah nggak terhitung orang yang membuang benih di dalam rahim saya. Saya nggeletak nggak karuan di ranjang Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan.“Itu buat kamu,” kata Juragan. Dari anunya Juragan. Sesudah saya keluar dari rumah sakit, Juragan melamar saya. Aduhhh… malunya. Duh, lidahnya ikut main juga, masuk-masuk ke mulut saya, mengajak bergulat lidah saya. Saya sampai nggak bisa ngomong, cuma bisa ndesah dan njerit nggak karuan.Saya berusaha minta Juragan jangan kencang-kencang, tapi beliau tidak mendengarkan. Kamu ikutin aja kataku, nanti kubayar kamu, ya?”Lantai atas toko beras itu rumah Juragan. Mesti kinclong, manglingi. Awalnya kami berkeliling Ibukota, sekadar mencari keramaian di mana kami bisa memperoleh beberapa lembar rupiah demi menyambung hidup.Kami biasa mulai pagi-pagi, menjajaki jalan-jalan Ibukota untuk mencari orang-orang yang mau kami hibur dengan tarian kami. Saya njawab dengan lenguhan dan ocehan nggak jelas, ah-ah uh-uh. Dia muncrat di dalam memek saya. Cuma waktu itu Juragan belum punya apa-apa, apalagi penari itu juga simpanan seorang camat. Duh, nggak percaya rasanya. Waktu itu ada yang bisik-bisik, mungkin Simbok pasang susuk, makanya meninggalnya susah. Ini kisah kehidupan saya. Saya juga nggak pernah merasa sendirian lagi.“Uohhh… buang di dalem
