Semakin basah. Bokep jepang Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Mbak Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku.“Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Jhony?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Tak ada komentar penolakan. Aku selalu duduk persis di depannya. Hmm..!”
“Jawab!”
“Suka sekali!”Pemandangan itu tak lama. Kami saling menatap. Sebelah lututku menyentuh karpet. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.“Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. “Haus!” jawabku singkat.Tangan Mbak Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Tunjukkan bahwa kau memuja ini,” katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya. Aku terpana.
