Evi? Tiba-tiba aku menangkap sorot mata Evi yang begitu marah, menghujam di hadapanku. Nonton bokep jepang Dilain pihak, aku juga menyayangi Evi. Tia memeluk erat tubuhku dari belakang, sambil bibirnya sesekali ditempelkan diarea sensitifku, di belakang telinga dan payudaranya yang kenyal menempel lembut dipunggungku, membuat darahku naik sampai di kepala.Terdengar bisikan suaranya yang manja “Terasa ngga ?”. Ada apakah ini, Tuhan?Hari itu hujan cukup deras mengguyur kota Cirebon, hingga akhirnya di kantor hanya tersisa aku, Evi dan satu teman lagi. Oh my God … perasaan apa ini. Aku hanya sanggup menganggukkan kepala. Aku lihat wajah Evi sudah berseri-seri kembali, tidak seperti kemarin malam. Tidak terasa sudah jam 7 malam saat Evi mengajakku untuk nonton The beach. Kamipun akhirnya asik dengan permainan kami sendiri. Kalaupun tidak bertemu, kami tetap berkominikasi lewat telepon. Kira-kira delapan tahun yang lalu, aku merantau ke kota udang, Cirebon. Kecuali…Evi. Ada apakah ini, Tuhan?Hari itu hujan cukup deras mengguyur kota Cirebon, hingga akhirnya di kantor hanya tersisa aku, Evi dan satu teman lagi. Kecuali…Evi. “Yah, udah malam, Vi. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai menyapu wajahnya yang lembut.Libur 2 hari serasa hanya 1 menit kami rasakan.Belum puas rasanya menikmati hari liburku yang bisa aku lewatkan bersama 2 gadis cantik..betapa konyolnya
