Aku menengadah.“Haus..” jawabku singkat.Tangan Bu Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri serta kanan pinggulnya. Posisi dudukku selalu persis di depannya. Nonton bokep jepang Sangat kontras dengan warna kulitnya.Aku terpana. Bu Lia selalu berpakaian formal. Bu Lia terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku. Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Aroma yang tercium seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.“Bagaimana, Bay..?”“Hmm.. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Aku tak berdaya. Matanya berbinar-binar sayu. Di paha bagian belakang mulus tanpa rambut. Betis juga tak kalah menarik karena terlihat putih dan terawat.Saat sedang asyik menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Bu Lia..“Bayu, aku merasa bahwa kamu sering melirik ke arah betisku. Benar.”Bu Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Kenapa?”Aku hanya diam membisu. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Pinggulnya diangkat serta digosok-gosokkannya hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari vaginanya.Aku mendengus. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yg menekuk itu.
