Sesaat lagi aku telah tidak kuat menahan desakan, aku semacam kesetanan menggenjotnya. “Iya temenin saya di ranjang, saya lagi kepengen gituan dengan perempuan sekarang..”Jawabku, aku tau mukaku memerah. Bokep jepang hot Aku beringsut mundur, memungut seluruh pakaianku, melangkah ke kamar serta meninggalkanya terbaring di ranjang. “Iya den, sebentar mau mindahin air panas ke termos..”Jawabnya. “Iya mbak..takut aja, …mm..”
“Mm.. Damn it, kenapa faktor ini kembali menggangguku. Mbak Juminten mungkin telah lama pulang. Pemandangan dibawaku membikinku makin bernafsu.Batang penis itu perlahan menghilang diantara bongkahan pantatnya. Aku merasa lega, meski dalam hati aku mengharapkan kehangatanya lagi. Kedua pahanya mengejang kaku,kepalanya hingga terbaring dipermukaan meja sambil terus merintih tiada henti. Peniskupun telah semacam ingin meledak. Tapi aku berusaha tenang, aku bangkit serta duduk di pinggir kasur. Wajahnya pucat pasi..antara kaget serta bimbang dengan apa yg dirinya tengah rasa. Aku melihat Jam di dinding, pukul 2 siang, aku mungkin telah tertidur lebih dari 2 jam. Hari-hari selanjutnya berjalan normal, kami hanya berjumpa di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Kerjaanku makin tidak sedikit mendekati akhir tahun. Rasa penyesalan perlahan2 merayap . Aku memaksa kedua paha sekel itu terbuka, dirinya tetap berusaha menutupnya rapat.
