Sampai saat dimana wajah Denny akan turun dan menikmati buah kembarku, bom waktuku akhirnya meledak.“Denny… Jangaaann.. aku…. Bokep Mom sayang..” ucapku yang memang sering bercanda ketus pada adik kampus sekalian bawahanku ini yang sekarang sudah menjadi teman akrabku di kantor 6 bulan belakangan.“Yee teteh sirik amat.. Ouuhhhh Pakkk.” desah Ivanayang terdengar seperti bergetar.“Ouuhh nengg.” desah pak Yadi juga.Karena desahan ini, nampaknya Denny terlihat penasaran dan menggeser tubuh serta kepalanya dan melihat ke dalam ruang arsip, dan karena posisi ini juga tubuh Denny semakin memepet tubuh kecilku.“Ouhh pak.. Gini aja yah.. Ivana basahin dulu..”“Nggak usah neng, punya neng udah becek, bapak udah nggak tahan, mau ambil jatah dulu lagian kasihan pacar neng tungguin.” ucap pria tersebut.Aku saat itu hanya tertegun mendengar ucapan pria yang sangat aku kenal suaranya itu, tanpa melihat pun dari suara berat pria tersebut aku cukup tahu kalau itu adalah Pak Yadi (44) seorang Kepala keamanan di gedung pemerintahan ini. Jangan disini.. Saat aku sudah tak bisa lagi mengontrol tubuhku tanganku yang seharusnya menghalau pergerakan tangannya malah hanya diam tak bertenaga..Pinggul dan bokongku juga, meski sudah tak ada lagi tekanan dari depan tapi tetap menekan ke arah belakang.
