“Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Penis amblas seluruhnya. Nonton bokep jepang Bibirnya sedang tdk terlalu sensual. Tetapi tdk lama, suara pletak-pletok terdengar semakin nyaring. Sampai ia selesai mengelap bagian belakang pahaku dan berdiri. Sial. Tetapi eh.., diam-diam ia mencuri pandang ke arah penisku. Kadang-kadang ketimun. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Apakah perlu menhitung kancing. Saya bisa masuk angin” kata perempuan setenga baya di depanku pelan.Aq tersentak. Tdk apalah hari ini tdk ketemu. Hitam. Ia tdk melanjutkan kalimatnya.Aq tersenyum. Ada cairan putih di celana dalamku.Di kantor, aq masih terbayang-bayang wanita yg di lehernya ada keringat. Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Paling tdk aq dapat melihat leher yg basah keringat karena kepayahan memijat. Ah sialan. Ah.., wanita yg lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah keberanianku.“Buka bajunya, celananya juga,” ujar wanita tadi manja menggoda,
“Nih pake celana ini..!”Aq disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Tapi saya gerah.” meloncat begitu saja kata-kata itu.Aq belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Mbak Iin sudah turun. Aq masih mematung. Kaki disandarkan di dinding. Ah bodoh. Toh ia sudah seperti pasrah berada di dekapan kakiku.Aq harus, harus, harus..!
