Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.Aku tuntun penisku bergoyang-goyang.“Sakit sayang…” kataku. Bokep jepang Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Kali ini aku menahan tangan Maya biar tetap di pahaku. Tapi si Rere menolak mentah-mentah. Aku nggak tahan Mass… kayak kebelet pipis mas..” rintih Maya.Tak aku hiraukan rintihan itu. (keseringan mantengin VCD parto kali yee…). Aku cuman tersenyum kecut.“Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Maya. Bagiku menggilir payudara Maya sangat menyenangkan. Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Maya menahan kencing. crot.. kuusap memutar pentel bengkak itu.“Auh…Mass.. Aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, aku ajak aja dia ngobrol.“Sudah bilang sama Ersa kalo kamu kemari?”
“Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Andra.”
“Trus si Ersa gimana? Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi.Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan.
