Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia
memakai beha warna putih dan cedenya juga putih. “Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan. Nonton bokep jepang “Aku juga Min”, suaranya agak lemah. Penisku yang kencang ikut
membelai paha indah bu Ida. Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot. Singkat, cepat
dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan
yang menghebohkan. Seolah aku baru memasuki dunia
lain, dunia yang sama sekali baru bagiku. Tubuh putih nan indah
perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak
coklat kekuning-kuningan. Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium
mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Akhirnya saya di suruh bu Ida untuk membantu
sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai. Sungguh aku
menikmati seluruhnya tubuh bu Ida. Dia cukup teliti. Dia mulai
mencumi leherku dan menggigit lembut semantara
tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama
pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan
pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa
puncak kenikmatannya. Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan
indah itu. Sementara
tangannya mengurut-urut lembut penisku. Aku ciumi, mulai dari lutut,
kemudian merambat ke paha mulusnya. Sekarang ini ibunya mencari nafkah sendiri dengan memegang beberapa
perusahaannya yang memang sudah dirintis cukup lama, sebelum terpilih menjadi wakil rakyat.Harapanku mengawini Ani tetap ada di dada, walaupun saat aku berkunjung, justru bu Ida (ibunya Ani
yang sering menemuiku.