Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Bokep jepang hd Seakan sengaja memainkan Si Junior. Kalau saja, tidak keburu wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Junior. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.“Mau dipijat atau mau baca,” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku, “Ayo tengkurep..!”Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aku tidak berpakaian kini. Juniorku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Ciut. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Shit! Atau jangan-jangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura-pura masuk. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Jam berapa harus sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang penuh gelora itu. Satu dua, satu dua. Tapi saya gerah.” meloncat begitu saja kata-kata itu.Aku belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Sopir menepikan kendaraan persis di depan sebuah salon. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.“Mbak Wien..,” gumamku dalam hati.Perlu tidak ya kutegur? Ah apa saja.
